Membludaknya warga Aceh Barat Daya mendaftar tes tenaga
kontrak yang mencapai 9500 orang terlihat membuat Bupati Aceh Barat Daya, Akmal
Ibrahim SH terlihat dilema. Bagaimana tidak, jumlah tenaga kontrak yang dibutuhkan oleh Pemerintah Aceh Barat Daya hanya sebanyak
700 orang, sehingga Bupati Abdya terpaksa berhipotesa.
Pernyataan ini disampaikan ketua Hipelmabdya, Irfan
Nasruddin kepada media, Senin (25/12/2017) dini hari.
Pada proses rekruitmen kali ini, kata Irfan, Bupati abdya juga sudah berkomitmen untuk tidak coba-coba titip notes untuk diloloskan. Lebih menarik, ketika Akmal mengancam akan menggugurkan jika ada titip menitip.
“Situasi ini tentunya akan menjadi dilema buat Bapak Bupati Abdya. Dilema tersebut diantaranya pertama, menghadapi ribuan timses dan relawan
beliau semasa mencalonkan diri sebagai calon
Bupati tempo hari. Apalagi merebak khabar sudah banyak dari tim sukses yang telah mengumpulkan dan memobilisasi calon tenaga kontrak,” sebut Irfan.
Dilema yang kedua, lanjut Irfan, yakni dilemanya seorang
Bupati dalam menghadapi sanak saudara dan familinya. Sementara itu, tenaga kontrak yang
benar-benar cerdas dan dibutuhkan tenaganya oleh dinas tapi orang nya bukan sanak keluarga dan bukan timses serta bukan relawan.
“Dilema selanjutnya adalah ketika calon
tenaga kotrak yang cerdas dan dibutuhkan keahliannya tapi dianggap berada di pihak lawan politik, atau ada diantara keluarga si tenaga kontrak tadi lawan politik,”ujar Irfan.
Sementara itu, tambah Irfan, hal yang juga menjadi
dilema, bagaimana pula halnya dengan tenaga kontrak K2 selama ini yang
hari-hari sebelumnya sudah mengabdi begitu lama, ada yang sudah belasan tahun, baik itu di sekolah maupun di perkantoran. Hal ini pun
sungguh sangat disayangkan jika tidak diprioritaskan.
”Dilema yang keenam, bagaimana pula dengan rekomendasi dari pejabat-pejabat teras Abdya seperti mitra strategis vertical,
kepala-kepala SKPK,
dan pejabat Abdya yang berpengaruh lainnya. Tidak sebatas itu, Hal ketujuh yang menjadi dilema
yaitu ketika seorang Bupati Abdya harus mengahadapi
orang berduit, baik yang dulunya membantu ketika pilkada maupun tidak. Mereka ini dulunya sangat berjasa pada pilkada dan sangat membutuhkan balas jasa juga.
Kalaupun tidak berjasa mereka bias memainkan sesuatu yang
merepotkanbapakbupati seorang Bupati,”
beber Irfan.
Menurut aktivis mahasiswa ini, semua hal yang menjadi dilemma tersebut adalah tantangan bagi Akmal Ibrahim memimpin daerah yang berjuluk negeri
Breuh Sigupai itu.
“Apakah komitmen beliau (Bupati Abdya) bias dipegang, atau hanya sebatas omong kosong, kita semua harus berpikir positif, kita do’akan Bapak Bupati Abdya untuk kali ini bisa istiqamah,” harap Irfan.
Jika dia, tegas Irfan, serius dalam komitmennya, bias dilihat dari prosesnya nanti, mulai bagaimana soal ujianya, proses
ujiannya, cara pemeriksaan hasil ujian, hingga cara pengumumamnya.
“Pokoknya dari awal sampai akhir akan kelihatan sendiri. Makin banyak menggunakan tenaga manusia dalam prosesnya, maka semakin besar peluang main-mainnya. Oleh karena itu, saran dari kami proses
ujian dan pemeriksaannya nanti di upayakan menggunakan metode-metode cerdas juga. Jangan lama-lama
pengumumannya, lebih cepat lebih baik dan minim potensi intervensi. Kami yakin Bapak/Ibu di skpk sudah pandai dan paham bagaimana caranya
agar ini benar-benar bias bebas dari sentuhan tangan-tangan jahat,”terang Irfan.
HarapanPihaknya sangat berharap agar
Bupati Abdya tidak
main-jangan main dengan nasib
9500 calon tenaga kontrak.
“Jika dia main-main, dia akan berhadapan dengan kami mahasiswa dan 8800 tenaga kontrak yang tidak
lulus dan terzalimi.Namun, Jika dia serius dan jujur kami akan terima dan semua calon tenaga kontrak juga akan menerima. Jangan sampai dilemma Bapak Bupati mengahadapi amukan 8000 an orang ke pendopo markisa bapak nantinya,”tegasnya.
Untuk mengawal proses ini, Irfan menjelaskan, pihaknya dari mahasiswa berencana membuka posko pengaduan. Jika ada indikasi kecurangan yang
dilakukan dilapangan nantinya dapat dilaporkan kepada mahasiswa sebagai mitra
rakyat.