Darwati Ketua Yayasan Kanker Indonesia Provinsi Aceh -->

Header Menu

Darwati Ketua Yayasan Kanker Indonesia Provinsi Aceh

Wednesday, January 17, 2018

Banda Aceh - Darwati Abdul Gani dikukuhkan menjadi Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Provinsi Aceh Periode 2018-2023. Istri gubernur Aceh itu dikukuhkan langsung oleh Wakil Ketua YKI Pusat, Sri Murniati Widodo.

Dalam pengukuhan yang berlangsung Selasa 16/01/2018, di Aula Dinas Kesehatan Aceh itu, YKI Pusat juga mengangkat dr. Feriani Sp.M dan dr. Abdul Fatah MPPM., sebagai Sekretaris serta dr. Nurul Machillah sebagai bendahara YKI Aceh.

Darwati mengatakan jika selama ini ia bersama para aktivis dan organisasi perempuan telah aktif mensosialisasikan dan ikut mendampingi para penderita kanker. Namun demikian, kata Darwati, penyakit berbahaya ini kelihatan agak susah dicegah. Faktornya adalah gaya hidup masyarakat yang tidak sehat. 

Persiapan itu menjadikan penderita kanker yang terus bertambah pada setiap tahunnya. Data tahun 2014 lalu, per harinya ada sekitar 40 penderita kanker yang berobat ke Rumah Sakit Zainoel Abidin Banda Aceh. Artinya ada 1000 lebih penderita kanker yang berobat setiap tahunnya di rumah sakit terbesar di Aceh itu. 

"Harus diakui bahwa pencegahan selama ini belum maksimal," kata Darwati. Salah satu cara mengurangi angka penderita, ujarnya, adalah dengan mengkampanyekan pola hidup sehat. "Butuh upaya komprehensif kita bersama untuk terus memberikan penyadaran pada masyarakat."

Darwati menyebutkan, masyarakat harus meluangkan waktu untuk olahraga serta mengkonsumsi sayuran dengan mengurangi konsumsi makanan berlemak.

Di Aceh sendiri, banyak para penderita kanker yang terlambat terdeteksi. Akibatnya, saat dideteksi penyakit mereka sudah masuk kategori stadium lanjut. "Menjadi tanggung jawab kita untuk membantu," kata Darwati. 

Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam laporannya menyebutkan bahwa kanker menjadi salah satu penyakit penyebab utama kematian utama di dunia setelah penyakit jantung dan infeksi. Penyakit kanker diklaim telah menyebabkan 12,6 persen kematian di dunia. Hal tersebut terjadi karena tepatnya pendeteksian atas penderita.

Sebanyak 50 hingga 70 persen penderita kanker diderita oleh masayarakat dari negera berkembang. Resiko tersebut terjadi akibat perilaku hidup dan perubahan lingkungan. WHO menyarankan prosesi pencegahan dengan tidak merokok dan mengkonsumsi makanan sehat. Selain itu juga dengan berolahraga rutin serta tidak mengkonsumsi alkohol.

Wakil Ketua Yayasan Kanker Indonesia Sri Murniati Widodo, menyebutkan bukan semata persoalan individu. Para penderita, ujar Sri, butuh dukungan dan perlindungan masyarakat. "Ayomi mereka sehingga muncul semangat dalam proses pengobatan," kata Sri Murniati. 

Kanker sebagai penyakit tidak menular, ujar Sri Murniati harus dicegah sejak dini. Karena jika sudah masuk dalam kategori stadium berat, penyakit ini akan sulit diobati. "Kita perlu menggalang potensi yang ada," katanya. "Kami yakin, YKI Aceh punya potensi itu."

Dengan pendeteksian dini dan menggalakkan pola hidup sehat, masyarakat akan terhindar dari penyakit kanker.