Polisi Bersenjata Masuk Unri Geledah Teroris, Fahri Hamzah Protes -->

Header Menu

Polisi Bersenjata Masuk Unri Geledah Teroris, Fahri Hamzah Protes

Saturday, June 2, 2018


Polisi Bersenjata Masuk Unri Geledah Teroris, Fahri Hamzah ProtesFahri Hamzah (Kanavino/detikcom)

Jakarta - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah memprotes polisi yang membawa senjata saat menggeledah terduga teroris di Universitas Riau (Unri) di Pekanbaru. Menurutnya, senjata yang masuk ke kampus seperti kejadian pada zaman Orde Baru (Orba).

Hal itu seperti disampaikan Fahri dalam akun Twitter-nya @Fahrihamzah, Sabtu (2/6/2018) pukul 19.40 WIB. Bahkan Fahri turut men-tag akun Twitter Presiden Joko Widodo @jokowi, yang menyebut Jokowi tidak pernah menjadi aktivis.

"Pak @jokowi, ini jangan dibiarkan, kalau senjata laras panjang sudah masuk kampus, kita telah kembali ke zaman batu! Mungkin bapak tidak pernah menjadi aktivis. Maka bapak biarkan kejadian ini. Ini perang dengan mahasiswa!" kata Fahri dalam akun Twitternya.

Cuitan tersebut telah dicuitkan ulang sebanyak 423 kali dan disukai 503 orang. Kemudian Fahri kembali mencuit, yang menyinggung Jokowi tidak memiliki kemampuan memahami permasalahan bangsa.

"Ini sebenarnya soal diameter ukuran otak pemerintahan dan presidennya. Tidak lebih. Presiden @jokowi tidak punya kemampuan memahami kompleksitas Indonesia. Itu masalahnya. Dan otak mini sekarang jadi wabah. Menjalar ke mana-mana. #SaveKampus #SaveUNRI," sambung Fahri.

Lanjut Fahri, menurutnya mimbar akademik telah dirusak oleh negara. Setiap cuitannya, Fahri memakai tagar #SaveKampus.

"Kalau musuh pak @jokowi dia akan dorong represi kepada kampus yang lebih ganas dari era orde baru seperti sekarang ini sehingga tak ada 1 pun kampus yang akan mau menerima presiden lagi. Bagus! Tapi Sadarkah bahwa negara sedang merusak mimbar akademik kita? #SaveKampus," imbuhnya.

Fahri menambahkan, kampus, rumah sakit, dan parlemen merupakan tempat yang tidak boleh ada senjata. Menurutnya, tiap orang di kampus tidak boleh membawa senjata.

"Kampus, parlemen, rumah sakit adalah di antara tempat yang harus bersih dari senjata. Apalagi senjata laras panjang. Siapa pun termasuk mahasiswa dan dosen dilarang membawa senjata mematikan. Karena ini tempat orang bicara tanpa ancaman kekerasan fisik. #SaveKampus," ucapnya.

"Apakah ada teroris bersenjata dalam kampus? Kenapa tidak kirim intel? Kenapa tidak ditangkap di luar kampus? Apakah mereka bikin markas teroris di kantor menwa? Kenapa senang menampakkan pasukan bersenjata dan laras panjang masuk kampus? Ini Polri atau kompeni? #SaveKampus," pungkasnya.

Sebelumnya, Densus 88 melakukan penangkapan terkait dugaan jaringan teroris di kampus Universitas Riau. Belum diketahui berapa orang yang diamankan.

"Iya, ada dugaan jaringan terduga teroris di sana (kampus Universitas Riau). Densus lagi melakukan penggeledahan di kampus itu," kata Kapolda Riau Irjen Nandang membenarkan saat dimintai konfirmasi detikcom, Sabtu (2/6/2018).(detik)