Proyek Infrastruktur Dikebut untuk Bahan Kampanye, Benarkah? -->

Header Menu

Proyek Infrastruktur Dikebut untuk Bahan Kampanye, Benarkah?

Monday, January 14, 2019

Foto: Agung PambudhyFoto: Agung Pambudhy


Jakarta - Sejak awal menjabat Presiden Joko Widodo dikenal sangat gemar untuk membangun proyek infrastruktur. Saat ini terdapat 223 proyek dan tiga program yang masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan total nilai mencapai Rp 4.150 triliun.
Semakin dekat dengan tahun politik, semakin banyak proyek besar yang diresmikan oleh Jokowi. Suara sumbang pun muncul. Hal itu dianggap sebagai salah satu strategi politiknya Jokowi.

Menanggapi hal itu, Direktur Utama Adhi Karya menjelaskan mengapa proyek-proyek infrastruktur begitu dikebut saat ini. Pertama proyek infrastruktur merupakan kebutuhan yang sangat penting baik saat ini ataupun di masa yang akan datang.
"Tahun 1962 andaikan Bung Karno berani mengambil keputusan politik untuk membangun kawasan olah raga di Senayan. Coba ada enggak yang sebesar itu. Waktu itu mungkin saat dibangun belum menjadi kebutuhan, tapi sekarang itu sudah menjadi kebutuhan. Sama dengan saat ini, kalau tidak dikejar kapan lagi," terangnya dalam acara Blak-blakan dengan detikFinance.

Dia juga menjelaskan, setiap tahunnya biaya untuk pembangunan infrastruktur selalu meningkat. Jika terus ditunda-tunda maka biaya investasi akan semakin mahal.
"Dulu 10 tahun yang lalu kalau bangun jalan tol itu 1 km hanya Rp 40 miliar, sekarang sudah Rp 90 miliar. Kalau itu kita bangun dulu dengan agak dipaksakan Rp 40 miliar sudah jadi, sekarang sudah kembalikan investasi," tambahnya.

Selain itu, proyek infrastruktur dibangun harus memiliki dampak yang luas terhadap perekonomian. Dengan pembangunan dilakukan dengan cepat, maka dampaknya akan dirasakan juga lebih cepat.

Menurut pandangan Budi saat ini infrastruktur khususnya di kota-kota besar sudah sangat di butuhkan. Kemacetan yang semakin parah perlu diobati dengan proyek infrastruktur apalagi yang berkaitan dengan transportasi umum.
Jadi marilah kita lihat infrastruktur ini secara jernih. Ini sudah terlambat, lihat dimana-mana sudah ada kemacetan, Jakarta misalnya. Dampaknya bisa dilihat berapa waktu yang terbuang karena kemacetan, berapa banyak bahan bakar yang terbuang. Jadi infrastruktur ini tidak bisa ditunda, semakin ditunda, biayanya semakin mahal," tutupnya.