Jakarta – Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan menyebabkan terjadinya multikrisis. Semua pihak harus berubah agar bisa bertahan. Termasuk, pelaku marketing dalam memasarkan produknya. Pemasaran digital atau digital marketing berbasis kolaborasi menjadi salah satu jalan keluar. Isu inilah yang mencuat di acara webinar bertajuk “Strategi Pemasaran Digital, Tren, dan Prospek di Era Pandemi” yang diselenggarakan oleh elfo, 19 – 20 Mei 2020.
Data yang dihimpun elfo, intensitas dan interaksi audiens melalui layar gawai meningkat sejak pandemi dan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kondisi ini diprediksi akan sama ketika memasuki era normal yang baru.
Berdasarkan pantauan elfo, belanja iklan digital meningkat tajam dalam beberapa minggu terakhir. Sebaliknya, belanja media konvensional terus mengalami penurunan selama masa pandemi. Hal ini sejalan dengan data Statista. Belanja iklan digital di Indonesia baik melalui classifieds, video, social media, banner, hingga search advertising pada tahun 2020, setelah disesuaikan dengan dampak akibat Covid-19, diprediksi meningkat sebesar 1,5 juta dolar AS (sekitar Rp 21 miliar). Atau, naik 15,15 persen year on year (yoy) dibandingkan Maret tahun 2019 yang mencapai 1,3 juta dolar AS (sekitar Rp 18 miliar).
Di masa ini, bertransformasi ke arah digital marketing berbasis kolaborasi pun jadi jalan keluar yang paling efektif. Hal ini dikarenakan tidak semua pihak memiliki kompetensi yang sama di saat mereka harus beradaptasi dalam waktu yang cepat.
Di masa ini, bertransformasi ke arah digital marketing berbasis kolaborasi pun jadi jalan keluar yang paling efektif. Hal ini dikarenakan tidak semua pihak memiliki kompetensi yang sama di saat mereka harus beradaptasi dalam waktu yang cepat.