Anggota DPRA Minta Izin Operasional Sempati Star Dibekukan. -->

Header Menu

Anggota DPRA Minta Izin Operasional Sempati Star Dibekukan.

Thursday, January 18, 2018

BANDA ACEH - Masyarakat Aceh, Kamis (18/1/2018) pagi ini kembali dikejutkan dengan kecelakaan lalu lintas yang lagi-lagi melibatkan bus mewah Sempati Star.
Tragisnya, hari ini, terjadi dua kecelakaan sekaligus di dua kabupaten/kota di Aceh. Pertama di kawasan Keude Krueng Mane, Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara sekira pukul 05.30 WIB.
Dalam kecelakaan itu, bus Sempati Star menabrak seorang nenek yang sedang melintas. Korban tabrakan tersebut dikabarkan meninggal dunia.
Kecelakaan kedua terjadi di jalan nasional tepatnya di jurang Kedabuhen, Desa Jontor, Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam.

Asrizal H Asnawi
Asrizal H Asnawi (ist)

Bus yang melaju dari arah Medan, Sumatera Utara menuju Aceh itu terguling di kawasan jembatan jurang Kedabuhen.
Kecelakaan itu juga menyebabkan korban meninggal dunia, seorang penumpang dikabarkan meninggal dunia karena terjepit di dalam bus.
Belasan lainnya juga mengalami luka-luka.
Atas kembali terjadinya kecelakaan dan kali ini beruntun di dua kabupaten, anggota DPRA yang juga Wakil Ketua Komisi IV, Asrizal Asnawi pagi tadi langsung menelepon Zulkarnaen, Kadishub Aceh.
"Saya telah menghubungi Kepala Dinas Perhubungan Aceh Pak Zul, untuk mengeluarkan surat pemberhentian sementara izin oprasional bus-bus Sempati Star tersebut," kata Asrizal kepada Serambinews.com.
Ia mengatakan, Kadishub menjawab akan mencari solusi, karena baru saja mereka membahas dengan tim KNKT pusat tentang hal ini. Dan berjanji akan membawa kasus perusahaan ini ke dalam rapat yang lebih teknis.

Jasad nenek korban kecelakaan yang melibatkan bus Sempati Star tergeletak di pinggir jalan Keude Krueng Mane, Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara, Kamis (18/1/2017) subuh.
Jasad nenek korban kecelakaan yang melibatkan bus Sempati Star tergeletak di pinggir jalan Keude Krueng Mane, Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara, Kamis (18/1/2017) subuh. (IST)

"Saya jawab, kelalaian pihak bus yang menyebabkan banyaknya jatuh korban jiwa ini bukan perkara rapat atau tidak rapatnya kita, ini nyawa orang yang melayang yang tidak mungkin bisa kita hidupkan lagi dengan hasil rapat kita," pungkas Asrizal. (Serambinews)