Gubernur Irwandi akan Perjuangkan Aspirasi Guru Honorer -->

Header Menu

Gubernur Irwandi akan Perjuangkan Aspirasi Guru Honorer

Thursday, March 1, 2018

Banda Aceh - Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf menerima delegasi para guru honorer, di ruang kerjanya, Rabu 28/02/2018. 

Dalam pertemuan itu, mereka meminta Gubernur Aceh memperjuangkan aspirasi mereka, yaitu memperoleh SK pengangkatan dari status pegawai honorer menjadi pegawai negeri sipil. 

Dalam kesempatan itu Gubernur Irwandi menyebutkan, dirinya akan mengupayakan untuk menyampaikan langsung aspirasi para guru honorer kepada Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB).

Sebelumnya, seratusan guru honorer K2 berencana berdemonstrasi damai di Kantor Gubernur Aceh. Namun sebelum sempat menyampaikan orasi, gubernur langsung mengundang para delegasi guru untuk beraudiensi dengan dirinya. 


Di antara yang dipertanyakan oleh para guru tersebut adalah status 460 pendidik dari Aceh yang telah lulus seleksi Panselnas pada tahun 2013 silam namun hingga kini, data-data mereka diketahui belum lagi diverifikasi oleh Kemenpan RB. 

Dulunya, disebutkan bahwa mantan Gubernur Aceh Zaini Abdullah, juga sudah mengirmkan surat ke Manpan RB. Namun tercatat sudah empat kali berganti menteri, data para guru hasil seleksi dari Panselnas itu belum juga diverifikasi. 


"Mungkin karena terlalu sering berganti menteri. Tapi saya juga akan buat surat dan kemungkinan akan saya antar sendiri sore nanti," ujar Gubernur Irwandi yang turut didampingi penasihat khusus Pemerintah Aceh di bidang ekonomi dan perbankan, Adnan Ganto, Asisten 3 Saidan Nafi, Kepala Badan Kepegawaian Aceh, Kamaruddin Andalah, serta Kepala Biro Humas dan Protokol, Mulyadi Nurdin.

Irwandi menyebutkan, dirinya turut prihatin dengan apa yang menimpa para guru honorer tersebut. Ia menyebutkan akan memperjuangkan aspirasi para guru honorer yaitu pengakuan negara atas darmabakti mereka, dengan menghadap langsung dan menyampaikan keluhan para guru itu di Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.


Dalam pertemuan itu, gubernur turut menyoroti mutu pendidikan Aceh, yang di tahun lalu berada di peringkat ke tiga terendah di Indonesia. Padahal, dari sisi anggaran pendidikan, Aceh menggelontorkan dana yang tidak sedikit untuk pembiayaan dan peningkatan mutu pendidikan. Sebanyak 20 persen dari anggaran APBA dialokasikan langsung oleh Pemerintah Aceh. 


Dalam visi-misi Pemerintah Aceh, Irwandi juga mencanangkan tiga program utama menyangkut pendidikan, yaitu Aceh Carong, Aceh Meuadab dan Aceh Teuga. 

Program Aceh Carong menekankan kepada prestasi pendidikan Aceh di tingkat nasional melalui perbaikan fasilitas, kualitas guru, dan peningkatan sistem. Sementara Aceh Meuadab lebih fokus pada upaya mengembalikan khittah Aceh melalui implementasi nilai-nilai keislaman dan program Aceh Teuga fokus pada perbaikan sumber daya generasi mudanya.

“Ajarkan sesuatu yang bermutu bagi siswa sehingga kualitas murid ikut meningkat,” pinta Irwandi pada para guru honorer tersebut.

Gubernur mengkiaskan di masanya dulu, para pendidik dari Aceh dipakai negara tetangga Malaysia sebagai pendidik, padahal fasilitas di masa itu amat terbatas. Namun kini, kata Irwandi, situasi sudah terbalik, masyarakat Acehlah yang kini belajar ke negara serumpun Melayu itu, padahal fasilitas di dalam negeri sudah semakin baik.

Kepada para guru, ia meminta agar memanfaatkan juga kemajuan teknologi, sebagai alat bantu ajar bagi siswa sehingga mutu pendidikan di Aceh meningkat dan tidak tertinggal terlalu jauh dari daerah lain di Indonesia.

“Teknologi sudah sangat tinggi. Manfaatkan sebagai pembelajaran untuk siswa,” kata Gubernur Irwandi.