Akui Anggotanya Keliru, Kapolda Minta Maaf -->

Header Menu

Akui Anggotanya Keliru, Kapolda Minta Maaf

Thursday, October 25, 2018

Akui Anggotanya Keliru, Kapolda Minta Maaf


KAPOLDA Aceh, Irjen Rio S Dijambak, didampingi Kapolres Aceh Tamiang, AKBP Zulhir Destrian (kanan) meninjau Mapolsek Bendahara, Rabu (24/10). Kondisi gedung ini sangat memprihatikan setelah menjadi sasaran amuk massa setelah meninggalnya seorang tahanan dua hari lalu. 

KUALASIMPANG - Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Aceh, Irjen Rio S Djambak mengingatkan anak buahnya untuk bekerja profesional dan menjadikan kerusuhan di Mapolsek Bendahara, Aceh Tamiang, Selasa (23/10), sebagai pelajaran berharga. Aksi massa yang berujung pembakaran markas polisi itu diakuinya akibat kekeliruan anggotanya.
“Ada kekeliruan anggota kami. Atas nama Kapolri dan pribadi, saya minta maaf, khususnya kepada keluarga korban,” kata Rio S Djambak di Kantor Bupati Aceh Tamiang, Rabu (24/10).
Rio secara khusus datang ke Aceh Tamiang untuk berkunjung ke rumah orang tua Mahyar (25) di Tanjungkeramat, Kecamatan Bandamulia, Aceh Tamiang. Mahyar merupakan tahanan Polsek Bendahara yang belakangan meninggal akibat dugaan kekerasan. Jenderal bintang dua ini juga menyempatkan diri meninjau Mapolsek Bendahara yang kondisinya rusak parah akibat diamuk massa, Selasa siang.
Saat melakukan pertemuan dengan Forkopimda Aceh Tamiang, Rio mengatakan kasus ini telah merusak kerja keras Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian yang sedang membangun trust (kepercayaan) dengan masyarakat. Dugaan penganiayaan yang disebut sebagai pemicu kerusuhan ini dipastikannya bukan kebijakan Polri, melainkan segelintir oknum polisi.
“Ternyata masih ada oknum kita yang seperti ini. Konsekuensinya pasti ada, kapolseknya hari itu juga langsung dibebastugaskan,” sambung Rio.
Disebutnya, ada empat polisi yang sedang diperiksa Seksi Propam Polres Aceh Tamiang. “Mereka adalah kapolsek bersama tiga anak buahnya,” beber Rio.
Rio berjanji pemeriksaan keempat oknum itu bukan hanya terkait kode etik, tapi juga akan digiring kepada tindak pidana umum. Dia berharap seluruh jajaran Polri di Aceh menjadikan kasus ini sebagai pelajaran sehingga ke depannya tidak terulang. “Aceh sudah kondusif. Jangan sampai kejadian seperti ini terulang,” tegasnya.
Dalam kunjungan ini, Rio bersama unsur Forkopimda yang dipimpin Bupati Aceh Tamiang, H Mursil menyempatkan diri ke rumah orang tua korban sekaligus menyerahkan titipan bantuan Kapolri. Namun, keluarga berharap bantuan tidak sebatas seremoni, karena mereka tetap menuntut oknum yang terlibat dijatuhi sanksi.
“Almarhum ini sudah punya anak. Ke depan bagaimana nasib anaknya. Kami juga minta polisi yang menjadi pelaku dikenai sanksi tegas,” ujar seorang perwakilan keluarga.
Kabid Humas Polda Aceh Kombes Misbahul Maunawar menambahkan untuk sementara pelayanan di Mapolsek Bendahara dilakukan menggunakan tenda darurat. Namun, dia menyarankan untuk hal-hal penting sebaiknya warga langsung ke Polres Aceh Tamiang.
Terkait adanya laporan sejumlah warga yang tertembak ketika aparat berupaya membubarkan massa yang mulai anarkistis pada Selasa (23/10) sore, Misbahul menyarankannya buat laporan disertai barang bukti. “Silakan melapor, kalau ada barang bukti proyektilnya silakan dibawa juga,” ujarnya. (mad)