Alumnus Al-Azhar Mesir Isi Ceramah Isra Miraj di Masjid Baiturrahman -->

Header Menu

Alumnus Al-Azhar Mesir Isi Ceramah Isra Miraj di Masjid Baiturrahman

Wednesday, April 3, 2019

Banda Aceh - Amri Fatmi Anzis, almunus Al-Azhar Cairo Mesir menjadi penceramah dalam peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad, di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, Selasa 2/04. 

Seperti dilansir dari Website kmamesir.org, Amri Fatmi merupakan doktor Aqidah Filsafat. Ia merupakan putra Aceh pertama yang meraih gelar itu dari universitas tertua di dunia tersebut. "Tgk. Amri lulus dalam sidang disertasi dengan predikat Summa Cum Laude," demikian ditulis website yang dikelola mahasiswa Aceh tersebut. 

Amri merupakan penerima beasiswa LPSDM Pemerintah Aceh.  Ia berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Kritik Ulama Al-Azhar Terhadap Pemikiran Materialisme Abad 20”, dalam sidang di Auditorium Abdul Halim Mahmud Fakultas Ushuluddin Universitas Al-Azhar.

Dalam ceramah yang diikuti oleh seribuan masyarakat Aceh di halaman depan Masjid Raya Baiturrahman itu, Amri menyampaikan khutbah berjudul Antara Mi'raj Nabi dan Mi'raj Kita.

Ia menyampaikan tiga hal krusial yang terjadi dalam hidup Nabi Muhammad yang merupakan tonggak sejarah Islam. Ketiga hal itu adalah pengangkatan Nabi Muhammad sebagai Nabi yang dimulai dengan turunnya wahyu, peristiwa Isra' Miraj dan peristiwa hijrahnya Nabi ke Madinah. 

Selain itu, di antara poin penting dari ceramah Amri Fatmi adalah keutamaan salat. Salat, kata dia, merupakan ibadah wajib yang harus senantiasa diajarkan kepada generasi muda. Dengan demikian, Aceh di masa depan akan menjadi daerah yang rahmatal lil alamin

Sementara Pelaksana Tugas Gubernur Aceh Nova Iriansyah menyebutkan peringatan Isra Miraj merupakan ajang bagi umat Muhammad untuk memperkokoh keimanan dan keyakinan kepada Allah. "Memperingati Isra Miraj merupakan sebuah sikap istiqamah dalam meneladani Nabi," kata Nova. 

Isra Miraj, kata Nova, merupakan peristiwa luar biasa yang merupakan mukjizat kerasulan Muhammad. Dilihat dari akal pikiran manusia yang terbatas, kejadian itu disebut sangat irrasional. Namun demikian kejadian nyata itu merupakan sebuah mukjizat yang membuktikan dan menunjukkan logika manusia yang sangat lemah. 

"Perjalanan itu dimaksudkan untuk memperlihatkan kepada Nabi sebagian dari tanda kebesaran Allah. Pengalaman itulah yang kemudian disampaikan Nabi kepada umat," kata Nova. 

"Kejadian Isra Mirajlah yang kemudian mewajibkan umat Islam menunaikan salat sebagai wadah berkomunikasi dengan Allah," kata Nova.