Petani Sawah Pulo Aceh ingin tanam Padi Dua kali Setahun. -->

Header Menu

Petani Sawah Pulo Aceh ingin tanam Padi Dua kali Setahun.

Friday, July 19, 2019

Petani Kecamatan Pulo Aceh melaksanakan Rapat Turun Sawah Musim Tanam (MT) Gadu dan Rendengan di Aula Kantor Camat setempat yang berlokasi di Gampong Lampuyang Pulo Aceh. Acara tersebut ikut dihadiri oleh Camat Pulo Aceh, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Besar yang diwakili oleh Kepala Bidang (Kabid) Produksi, Hasballah, Koordinator dan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), serta Mantri Tani Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Pulo Aceh, Tokoh Adat, Imum Mukim serta Keuchik Lampuyang.

Petani meminta agar potensi kedua sumber air yang ada ditempat mereka dipergunakan umtuk mengaliri persawahan mereka “kita memiliki Alu Keumude, yang airnya selama ini hanya digunakan untuk kebutuhan BPKS Sabang saja, kita minta kepada Pemerintah Aceh Besar melalui pertemuan ini, agar dibangun semacam penampung air agar air tersebut bisa kita akhiri kesawah”. Ungkap Basir A. Wahab, anggota Kelompok Tani Rinon Jaya, Gampong Rinon Pulo Aceh.

Selain sumber air di Alu Keumude, menurut warga lain, ada satu tempat lagi yang bisa dikelola oleh petani dengan bantuan pemerintah dalam membangun fasilitas bendungan dan irigasi untuk sawah, tepatnya di Gampong Alu Raya.

“Kami petani Alu Raya juga sangat mengharapkan agar pemerintah Aceh Besar dibawah kepemimpinan bapak Ir. Mawardi Ali, bisa memperhatikan kebutuhan air untuk pertanian di daerah pulau terluar ini”. Ungkap Dahlan, petani Gampong Alu Raya.

“Mari kita sama-sama benahi kelompok tani, sehingga dinas pertanian konsisten dalam membina. Apa yang telah berhasil dilakukan oleh dinas di daratan, lakukan percontohan untuk hal-hal baru, seperti bagaimana agar padi itu anakannya banyak dan rumpunnya besar sehingga hasilnya meningkat. Penanamannya pun harus serentak sehingga gangguan burung tidak terlalu berdampak. 

Varietas bibit harus unggul, seperti batang pendek-pendek tapi bulir padinya banyak, dan semuanya itu harus cocok juga dengan kondisi di Pulo. Apalagi kalau di sini bisa kita tanam padi tiga kali setahun sebagaimana di Kecamatan Indapuri yang sudah memulai program tanam padi tiga kali setahun, pasti petani Pulo Aceh akan lebih mandiri dan sejahtera. ”Hara Yusra selaku Camat Pulo Aceh tersebut.

“Sekarang budidaya pertanian juga terkendala juga dengan pemilik ternak, ini persoalan, bagaimana caranya kedua bidang ini harus saling menguntungkan, peternak hidup padi juga hidup, harus harmoni, sehingga tidak ada hati yg tersakiti sehingga kerja kita menjadi ibadah. Ini harus menjadi renungan kita bersama”. Tambah Yusra

Kabid Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Besar, Hasballah menyampaikan apa pun keluhan  petani di Pulo Aceh akan disampaikan kepada Bupati Aceh Besar dalam pertemuan nantinya.

untuk Pulo Aceh, pengaruh angin juga harus diperhatikan, kencangnya angin bisa menyebabkan daunnya hangus, ada istilah “Keuneunong”, artinya harus sesuai dengan kondisi alam (cuaca). Ketersediaan air juga harus diperhatikan. Opt juga ada dalam konteks “keuneunong”. 

“Disinilah (rapat Turun Sawah) kita buat kesepakatan-kesepakatan yg tidak boleh dilanggar. Bupati Aceh Besar fokus membangun kawasan terluar atau terpencil. Kita juga harus meningkatkan jumlah lahir anak sapi IB, setiap bulan berapa anak sapi IB yang lahir? Pertemuan kelompok tani juga harus ditingkatkan, karena dengan petani mau mengikuti pertemuan-pertemuam kelompok, pihak dinas pertanian dalam hal ini diwakili BPP Pulo Aceh dapat mengetahui perkembangan kondisi kelompok tani”. 

Ungkap Hasballah selaku Kabid. Produksi yang juga ahli dalam bidang peternakan.
“sebenarnya Kepala Dinas Pertanian Aceh Besar sudah menjadwalkan pertemuan ini, tapi rupanya beradu dengan agenda di Kementerian Pertanian di Jakarta, padahal pak Kadistan ingin turun langsung ke Pulo Aceh dan melihat bagaimana kondisi pertanian di pulau terluar”. Terang Afriadi selaku koordinator BPP PULO ACEH disela-sela diskusi dengan peserta rapat.