Pasca Kunjungan Pemerintah Aceh Ke India, KuALA Pertanyakan Nasib nelayan Aceh -->

Header Menu

Pasca Kunjungan Pemerintah Aceh Ke India, KuALA Pertanyakan Nasib nelayan Aceh

Thursday, February 27, 2020

Banda Aceh - Pasca kunjungan Pemerintah Aceh ke India untuk membahas peluang investasi dengan pemerintah India ada harapan yang sangat di nanti oleh para keluarga nelayan yang di tankap oleh pemerintah india, dimana sebanyak 19 orang nelayan aceh di tahan oleh otoritas India pada 14 januari 2020.

" Kami dari KuALA ingin mendengar perihal nasib para nelayan aceh yang di tangkap di sana, bahkan para keluarga nelayan ingin tahu sudah sejauh mana proses hukum disana apakah bisa di pulangkan atau tidak, ujar Sekjen Kuala Rahmi Fajri.

Kasus hanyutnya nelayan aceh ke perairan India 19 orang dan ke Thailand 32 yang ditangkap di bulan januari seharusnya sudah ada kabar baik bagi keluarga nelayan tersebut, jika pemerintah Aceh cepat merespon secara cepat musibah menimpa masyarakat Aceh.

"Seharusnya Plt Gubernur Aceh merespon cepat dan berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk berkoordinasi melalui KBRI India dan Thailand, supaya memberikan bantuan hukum dan mengurus kepulangan 51 orang nelayan Aceh yang ditangkap di luar negeri, bukan hanya masalah investasi yang dibahas tapi bagaimana nasib rakyat aceh disana khususnya nelayan " jawab Rahmi saat diwawancarai kamis 17/2 di banda aceh.

Jika pun harus berurusan dengan hukum biasanya hanya nahkoda saja yang tinggal dulu sedangkan awak kapal bisa dipulangkan terus, begitu juga yang terjadi kepada nelayan Thailand ketika ditangkap di perairan sabang tahun 2017 yang lalu.

"Kasus kapal asing yang ditangkap di perairan Indonesia yang ditahan cuma Nahkoda Kapal, sedangkan Anak Buah Kapal (Abk) di lepas dan dipulangkan ke Negara asal menggunakan kapal selversri II. ABK buah kapal dipulangkan dari Aceh sedangkn Nahkodanya tetap di sabang untuk ikut proses hukum terhadap kapal dan kesalahan terkaitnya" demikian pungkas Rahmi.