Para Peserta Zikir dan Doa Rutin Mendapat Informasi Singkat Tentang Bayi Berat Lahir Rendah -->

Header Menu

Para Peserta Zikir dan Doa Rutin Mendapat Informasi Singkat Tentang Bayi Berat Lahir Rendah

Friday, February 25, 2022

Peristiwa.co, Banda Aceh – Tak seperti zikir dan doa rutin seperti biasa, hari ini, Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh dan jajaran ASN Pemerintah Aceh menggelar zikir khusus. Hari ini para peserta zikir se-Aceh mendapat penjelasan singkat terkait Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) oleh para tenaga kesehatan di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Aceh, Jum’at 25 Februari 2022.

Kepala ruang NICU RSIA Julia Susanna berbagi pengalaman merawat bayi dengan Berat Badan terkecil, yaitu bayi yang lahir dengan berat 800gr. Pasien ini merupakan pasien rujukan dari RSUD Pidie Jaya.

“Alhamdulillah, setelah dirawat selama 35 hari ada perbaikan dan dipulangkan dengan Berat Badan 1110 gram, sampai sekarang bayi dalam keadaan sehat. Hubungan Komunikasi dan pemantauan masih berlanjut sampai saat ini,” ujar Julia.

Dalam kesempatan tersebut, Julia menjelaskan, selama tahun 2022 ini, RSIA sudah melayani sebanyak 22 pasien BBLR dengan rata-rata per hari sekitar 5 orang pasien.

“Tantangan saat kami merawat BBLR terutama bagi ibu-ibu muda yang status anak pertama, mereka merasa takut, cemas dalam merawat BBLR. Kami mengimbau para orangtua yang memiliki anak dengan BBLR untuk membawa bayinya ke RSIA. Insya Allah, dengan motto kami, yaitu melayani dengan hati dan bekerja Ikhlas menjadi pondasi dan pupuk semangat bagi saya dan tim dalam merawat pasien dengan baik,” kata Julia.

Dalam kegiatan ini, salah seorang Ibu pasien bayi dengan BBLR Misra, berkesempatan berbagi pengalaman.

“Saat mengetahui anak saya lahir dengan berat badan tidak cukup dan belum cukup bulan, saya merasa khawatir dan sedih. saya hanya bisa berdoa dan selalu menanyakan kabar dan kondisi bayi saya. Alhamdulillah, Informasi perkembangan anak saya selama di rawat selalu saya terima dari dokter dan perawat NICU. Anak saya dirawat di NICU selama 39 hari dan diizinkan pulang saat keadaannya membaik,” kata Misra.

Misra menambahkan, saat ini buah hatinya sudah berusia 6 bulan dengan berat badan 4500 gram. Misra masih rutin kontrol ke poli anak RSIA, namun ada beberapa pemeriksaan yang tidak dapat dilakukan di RSIA sehingga harus ke RSUDZA untuk evaluasi pemeriksaan telinga dan jantung.

“Hubungan saya dengan perawat dan dokter di RSIA sangat baik, masih sering melakukan komunikasi sampai saat ini. Terima kasih kepada Sekda atas perhatiannya meningkatkan fasilitas di RSIA, semoga ke depan lebih baik lagi. Terima kasih juga untuk direktur dan nakes yang bertugas di NICU yang telah merawat anak saya seperti anak sendiri,” pungkas Misra.

Menanggapi testimoni Misra, Sekda Aceh mengajak seluruh masyarakat untuk bersyukur karena dengan peningkatan SDM di RSIA dan kemajuan teknologi, upaya meminimalisir kematian ibu dan bayi membuahkan hasil yang memuaskan.

“Alhamdulillah, atas izin Allah, dengan adanya kemajuan teknologi kita sudah bisa meminimalisir angka kematian Ibu dan anak. Semoga Allah memberikan rahmat, semoga pengabdian kita Allah nilai sebagai ibadah dan memberikan ganjaran pahala,” kata Sekda.

Sementara itu, menyikapi peningkatan kasus Vovid-19 yang terus meningkat di Aceh dalam beberapa waktu terakhir, Sekretaris Daerah Aceh Taqwallah, kembali mengingatkan para ASN di jajaran Pemerintah Aceh untuk selalu menerapkan protokol kesehatan secara disiplin dan terus mensosialisasikan vaksinasi.

“Kasus Covid-19 terus meningkat. Berdasarkan data dari RSUDZA, hari ini tercatat sebanyak 153 pasien covid-19 di Aceh. Dari jumlah tersebut, sebanyak 5 pasien dirawat di RICU. Kami kembali mengingatkan seluruh ASN agar selalu patuh prokes dan terus sosialisasikan vaksinasi. Pantau anggota keluarga agar menghindari keramaian,” ujar Sekda.

Sementara itu, Direktur RSIA Munawar menjelaskan, RSIA berdiri tahun 2006 dan sejak tahun 2011 statusnya berubah menjadi BLUD, dengan sejumlah layanan unggulan, yaitu Layanan Rawat Intensif Neonatus, Layanan Bedah Anak, Layanan Operasi Sectio Caesarea dengan Metode ERACS, Layanan Rehabilitasi Medik Anak Berkebutuhan Khusus, Layanan Bedah Saraf, Layanan Gizi Klinik dengan Pemanfaatan Bioelectrical Impedance Analysis (BIA), Layanan THT dengan Pemanfaatan Otoacoustic Emission (OAE) Skrining Pendengaran pada Bayi, Layanan Phacoemulsification pada pasien Katarak.

Seperti biasa, usai dzikir dan do’a Sekda menyapa sejumlah sekolah dan SKPA. Hari ini, kegiatan rutin yang berlangsung dengan menerapkan protokol kesehatan ini diikuti oleh 900 partisipan, setiap partisipan berjumlah 10 hingga 30 peserta.

Gubernur Aceh: UUPA Adalah Lex Spesialis dari Perundangan lain di Indonesia