Orang yang Mendapatkan Syafaat Telaga Kautsar
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ . فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ . إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ:
Artinya: "Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak." "Maka laksanakanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah)." "Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah)." (QS Al Kautsar: 1-3)
Arti kata
أَعْطَيْنَاكَ terambil dari kata ‘atha’ yang bermakna memberi, biasa digunakan untuk pemberian yang menjadi milik seseorang dan digunakan juga untuk menggambarkan pemberian yang sedikit. Namun digandeng dengan kata al Kautsar yang berarti banyak yang mengesankan bahwa anugerah Allah sangat banyak yang diberikan kepada Nabi Muhammad saw, namun masih sedikit dengan apa yang Allah miliki dan juga masih sedikit jika dibandingkan dengan apa yang akan beliau terima nanti kelat di akhirat. Huruf كَ yang artinya kamu dikhususkan kepada Nabi Muhammad saw.
Kata الْكَوْثَرَ yang terambil dari kata kasiirun yang berarti banyak. Kata ini, digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang banyak bilangannya atau yang sangat tinggi mutunya/kualitasnya, sehingga orang yang banyak berjasa dinamai dengan kausar.
Tafsir ayat
Al Kuatsar dalam ayat ini sering diterjemahkan dengan nikmat yang banyak. Apa yang dimaksud dengan nikmat yang banyak itu? Tafsir Al Jami’ liahkamil Qur’an, imam Qurtubi memberikan arti yang beragam, seperti kenabian, Al Qur’an, syafaat Rasulullah, agama Islam, syariat Islam, mukjizat, adzuriah (keturanan), atau sungai/telaga di Akhirat.
Diantara mufassirian Abu Hayyan, Al Alusi, dan Thabathaba’i mengartikan الْكَوْثَرَ dengan keturanan Nabi Muhammad saw anak cucu dari as Sayyidah Fatimah binti Rasulullah, dengan sayyina Al Hasan bin Abi Thalib KW memiliki anak laki-laki sebanyak 11 orang dan sayyidina Husain adik al Hasan mempunyai 9 orang anak 6 laki dan 3 perempuan.
Walaupun Al Husain dan putra-putra tewas terbunuh di Karbela ‘Irak, namun para sejahrawan menegaskan, bahwa salah seorang putranya Ali Al Auwshat atau Zainal Abidin yang ketika itu masih kecil luput dari pembunuhan dan dari beliaulah lahir keturunan yang amat banyak yang tersebar di seluruh dunia hingga sekarang.
Pendapat ini berdasarkan kepada, pertama, konteks sebab turun ayat dimana surat ini turun setelah wafatnya Ibrahim bin Muhammad, orang Qurasy membicarakan bahwa Rasulullah terputus keturunanya sambil menceritakan juga anak2 dari Sayyidah Khadijah yang banyak sudah meninggal. Kedua, kata yang ada dalam surat ini الْأَبْتَرُ yang bermakna orang yang terputus keturunannya. Ketiga, Kata انْحَرْ yang dipahami sebagai perintah menyembelih binatang dalam konteks kelahiran yang disebut aqiqah.
Namun banyak juga tafsir diantaranya tafsir Al Qur’anul Karim (Ibnu Katsir), Jalalain (Imam As Suyuti), Jamiul Bayan Fi tafsir al Qur’an (Imam Thabari), Fathul Qadir (Imam Syaukani), Anwar At tanzil wa Asrari At Ta’wil (Imam Baidawi) yang memaknai kata الْكَوْثَرَ dengan sebuah telaga di akhirat yang Allah berikan kepada Nabi Muhammad dan didukung oleh banyak hadits. Seorang sahabat Anas Bin Malik ra, menceritakan bahwa Rasulullah memejamkan mata beliau sejenak kemudian beliau terseyum, lantas sahabat bertanya, kenapa engkau tersenyum ya Rasulallah? Rasulullah menjawab, baru saja diturunkan kepada saya sebuah surat lantas Rasulullah membacakan surat الْكَوْثَرَ dan beliau bertanya, apakah kalian tahu apa itu الْكَوْثَرَ?
Para sahabat menjawab, Allah dan RasulNya lebih tahu, lantas Rasulullah menjelaskan الْكَوْثَرَ adalah sebuah telaga atau sungai yang Allah Swt berikan kepada saya nanti di akhirat. Telaga itu memiliki kebaikan yang banyak yang akan diberikan kepada umatku nanti di hari kiamat dan Rasulullah menjelaskan karakteristik dari telaga itu:
Diskripsi telaga al Kautsar
Hadist Nabi SAW dalam riwayat Abdullah bin Umar:
عن عبد الله بن عمرو رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: (حوضي مسيرةُ شهر، ماؤُه أبيض من اللبن، وريحُه أطيب من المِسك، وكيزانُه كنجومِ السماء، من شرِب منها فلا يظمأُ أبداً)
Artinya: “Telagaku seluas perjalanan selama satu bulan dan panjang tepi-tepinya sama dengannya. Air telaga itu lebih putih dari susu, wanginya lebih wangi dari minyak misk, cangkirnya sejumlah bintang-bintang yang ada di langit. Maka barangsiapa yang telah meminum air telaga tersebut, niscaya dia tidak akan merasakan haus selama-lamanya.” (HR Bukhari)
Fungsi al-Haudh dalam kehidupan akhirat adalah pertama, al-Haudh satu diantara tempat-tempat nabi Muhammad saw menunggu umatnya untuk diberi syafaat. Kedua, sebagai pos penyegaran orang-orang mukmin yang mengalami kedahsyatan dan kelelahan-kelelahan hari akhirat. Ketiga, sebagai telaga pembersih, pencuci dan sebagai nikmat awal sebelum seseorang memasuki surga. Keberadaan telaga ini menjadi sebuah impian setiap umat mukmin untuk mendatangi dan merasakan kesegarannya.
Letak telaga al Kautsar
Para ulama berbeda pendapat tentang letaknya di hari kiamat, setidaknya ada 3 pendapat:
Pertama, telaga Al Kautsar terletak di dalam surga berdasarkan hadits dari beberapa orang dan diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim di dalam kitab shahih mereka melalui hadits Syaiban Ibnu Abdur Rahman, dari Qatadah, dari Anas ibnu Malik yang mengatakan bahwa setelah Nabi Saw. dibawa naik ke langit, beliau menceritakan:
«أَتَيْتُ عَلَى نَهْرٍ حَافَّتَاهُ قِبَابُ اللُّؤْلُؤِ الْمُجَوَّفِ فَقُلْتُ مَا هَذَا يَا جِبْرِيلُ؟ قَالَ: هَذَا الْكَوْثَرُ»
Artinya: Aku datang ke sebuah sungai yang kedua tepinya dipenuhi oleh kemah-kemah dari mutiara yang dilubangi, lalu aku bertanya, "Apakah ini, hai Jibril?” Jibril berkata, "Ini adalah Sungai Al-Kautsar.”
Kedua, telaga Al Kautsar terletak sebelum naik jembatan Shiratal Mustaqim berdasarkan pendapat hadits dari Saidah ‘Aisya ra dan Abi Jazim ra bahwa ada banyak orang yang tidak dapat memimum dari telaga tersebut.
وعن عائشة رضي الله عنها قالت: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول وهو بين ظهراني أصحابه: إني على الحوض، أنتظر من يرد علي منكم، فوالله ليقتطعن دوني رجال، فلأقولن: أي رب! مني ومن أمتي، فيقول: إنك لا تدري ما عملوا بعدك
فَأَقُولُ : “سُحْقًا سُحْقًا لِمَنْ بَدَّلَ بَعْدِي
Artinya: “Aku lebih dahulu dibanding kalian (sampai) di telaga. Ditunjukkan kepadaku (tentang telaga itu) beberapa orang di antara kalian. Ketika aku akan mengambilkan minuman untuk mereka dari telaga, mereka dijauhkan dariku. Lantas aku bertanya kepada Tuhanku: ini adalah umatku (mengapa dijauhkan?). Lalu Allah berfirman: engkau sebenarnya tidak mengetahui bid’ah yang mereka buat sesudahmu, sampai Rasulullahpun berkata, jauhkan, jauhkan mereka dari telagaku karena sudah mengganti sunnahku dengan yang lain ” (HR Muslim)
Ketuga, telaga terletak di luar dan di dalam surga, karena luasnya sehingga memanjang dari surga sampai keluar surga.
Kelompok yang tidak mendapat meminum dari al Haudh
Berdasarkan kepada hadits dari Aisyah ra yang diriwayatkan oleh imam Muslim di atas, ada orang-orang yang tidak dapat meminum air di telaga al Kautsar, sebagaimana Imam Nawawi dalam Syarah Muslim menjelaskan makna hadits bahwa para ulama saling berbeda pendapat tentang apa yang dimaksud dengan orang-orang yang disebut dalam hadits tersebut, yakni yang dikategorikan mereka adalah:
Pertama, orang yang meninggalkan sunnah Rasulullah. Kedua, orang yang beribadah dengan ibadah yang tidak sesuai sunnah Rasulullah. Ketiga, orang munafik dan orang yang murtad. Keempat, para pelaku maksiat, pembohong-pembohong, penipu, pelaku zalim yang perbuatannya itu menghambat mereka masuk ke dalam al Haudh.
Dapat disimpulkan dari keterangan imam an Nawawi, bahwa merekalah orang yang tidak mendapatkan syafaat telaga al Kautsar milik Rasulullah saw. Lantas munculah pertanyaan dalam benak kita, siapakah orang-orang yang mendapatkan syafaat tersebut.
Kelompok yang dapat minum dari al Haudh al Kautsar
Mukmin yang mendapatkan keistimewaan dari al Haudh adalah umat Rasulullah yang sanantiasa mengikuti tuntunan dan sunnah Rasulullah, maka seyoqyanya kita tekun untuk menjalankan petunjuk Rasulullah baik dalam bidang ibadah, aqidah, muamalah dan kehidupan sehari-hari, baik sunnah yang besar maupun yang kecil.
Selain mendapatkan syafaat Rasulullah saw, dengan kita mengamalkan sunnah Rasulullah saw, maka kita akan mendapatkan keutamaan lainya:
Pertama, kecintaan Allâh
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ ﴿٣١﴾ قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ ۖ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْكَافِرِينَ
Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allâh, ikutilah aku, niscaya Allâh mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. ”Allâh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Katakanlah: “Ta’atilah Allâh dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allâh tidak menyukai orang-orang kafir”. (QS Ali Imran/3:31-32).
Kedua, kecintaan Kepada Nabi Muhammad saw
Seseorang tidak menjadi orang beriman yang sempurna hingga ia mencintai Nabi Muhammad SAW lebih daripada seluruh manusia. Rasûlullâh saw bersabda:
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
Artinya, “Tidaklah beriman --dengan keimanan yang sempurna-- salah seorang dari kamu sehingga aku menjadi yang paling ia cintai daripada bapaknya, anaknya, dan seluruh manusia. (HR Bukhâri, no 15; Muslim, no 44, dari Anas bin Malik).
Ketiga, ibadah yang kita lakukan menjadi amalan yang diterima
Karena diantara syarat diterimanya amal ibadah selain (iman dan ikhlas adalah ittiba’). Mengikuti tuntunan/sunnah Nabi Muhammad yaitu beribadah sesuai dengan ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. Setiap ibadah yang diadakan secara baru yang tidak pernah diajarkan atau dilakukan oleh Nabi Muhammad maka ibadah itu tertolak, walaupun pelakunya tadi seorang muslim yang mukhlis (niatnya ikhlas karena Allah dalam beribadah).
Keempat, akan terhindar dari kesesatan hanya dengan mengikuti sunnah Nabi Muhammad saw
قُلْ أَطِيعُوا اللهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ فَإِن تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا عَلَيْهِ مَاحُمِّلَ وَعَلَيْكُم مَّاحُمِّلْتُمْ وَإِن تُطِيعُوهُ تَهْتَدُوا وَمَاعَلَى الرَّسُولِ إِلاَّ الْبَلاَغُ الْمُبِينُ
Artinya, “Katakanlah: Ta’atlah kepada Allâh dan ta’atlah kepada Rasul; dan jika kamu berpaling maka sesungguhnya kewajiban Rasul hanyalah apa yang dibebankan kepadanya, kewajiban kamu adalah apa yang dibebankan kepadamu. Dan jika kamu ta’at kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tiada lain kewajiban Rasul hanya menyampaikan (amanat Allâh) dengan terang”. (QS an-Nuur/24:54).
Kelima, menjaga keselamatan diri dari perselisihan dan perpecahan
Nabi saw berwasiat untuk berpegang pada sunnahnya dan sunnah Khulafaurrasyidin sebagai solusi jika terjadi perselisihan. Beliau saw bersabda:
أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِ وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ
Artinya, “Aku wasiatkan kepada kamu untuk bertakwa kepada Allâh; mendengar dan taat (kepada penguasa kaum Muslimin), walaupun (ia) seorang budak Habsyi. Karena sesungguhnya barangsiapa hidup setelahku, ia akan melihat perselishan yang banyak; maka wajib kamu berpegang kepada sunnahku dan sunnah para khalifah yang mendapatkan petunjuk dan lurus. Peganglah dan giggitlah dengan gigi geraham. Jauhilah semua perkara baru (dalam agama), karena semua perkara baru (dalam agama) adalah bid’ah, dan semua bid’ah merupakan kesesatan. (HR Abu Dawud, no 4607; Tirmidzi, 2676; ad-Darimi; Ahmad; dan lainnya dari al-‘Irbadh bin Sariyah).
Keenam, menjadi faktor yang memasukkan ke dalam surga
Mentaati Rasul merupakan jalan ke surga. Nabi saw bersabda:
كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنْ يَأْبَى قَالَ مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى
“Seluruh umatku akan masuk surga, kecuali yang enggan!” Para sahabat bertanya: “Wahai, Rasûlullâh! Siapakah yang enggan?” Beliau menjawab: “Siapa saja mentaatiku, ia masuk surga, dan siapa saja bermaksiat kepadaku, maka ia benar-benar enggan (masuk surga)”. (HR Bukhari, no 7280, dari Abu Hurairah.
Singkatnya, dengan kita mengamalkan sunnah Rasullah saw kita akan mendapatkan kebahagian hidup di dunia dan akhirat yang Allah janjikan.
Semoga kita semua menjadi hamba Allah dan umat Rasulullah yang selalu mengamalkan sunnah beliau di setiap sendi-sendi kehidupan. Aamin ya Rabbal Alamin.
Oleh: Afrizal Sofyan, SPdI, MAg. Anggota MPU Aceh Besar*
*Disampaikan pada Khutbah Jumat, Masjid Jami' Al Mukarramah, Kemukiman Jruek, Indrapuri, Aceh Besar, tanggal 17 Juni 2022/17 Zulkaidah 1443 H
Sementara khatib lainnya akan menyampaikan khutbah dengan tema yang berbeda pada 82 masjid di wilayah Aceh Besar.
Berikut Daftar Khatib dan Imam Shalat Jumat, 17 Juni 2022 atau 17 Zulqaidah 1443 di Aceh Besar:
1. Masjid Jami' Babussalam Kemukiman Lam Ujong, Krueng Barona Jaya
Khatib : Abon H. Basri Juned
Imam : Ust. Maskur Al Manar
2. Masjid Babussalam Kemukiman Lamkunyet
Khatib : Tgk. Darimi
Imam : Abi Muhibuddin
3. Masjid Al-Mukhlishin Meunara Baro, Kec. Krueng Barona Jaya
Khatib : Tgk. Mawardi
Imam : Ust. Haris Munandar
4. Masjid Baitul Halim Kemukiman Lamlheu
Khatib : Abana Rahmat Fajri
Imam : Tgk. Misbah
5. Masjid Jamik Buengcala
Khatib : Drs. Syarifuddin
Imam : Drs. Syarifuddin
6. Masjid Jamik Lamrabo, Gampong Deyah
Khatib : Tgk. Yunus
Imam : Tgk. Ramli ZZ
7. Masjid Nurussalam Leupung 26 Kec. Kuta Baro
Khatib : Tgk. Barmawi L. Poh Tarom
Imam : Tgk. Nurdin Ishaq
8. Masjid Jamik Silang Rukoh, Blang Krueng, Baitussalam
Khatib : Tgk. H. M. Ikhlas bin Ismail, Lc
Imam : Tgk. H. M. Ikhlas bin Ismail, Lc
9. Masjid Jami' Babusshuluh Jeumpet
Khatib : Tgk. Fauzi Riza
Imam : Tgk. Zamzami
10. Masjid Besar Al Maghfirah Habib Chiek Kajhu
Khatib : Tgk. Alaidin
Imam : Tgk. Alaidin
11. Masjid Asy-Syuhada Lampanah, Indrapuri
Khatib : tgk. Mukam zahri S.ag
Imam : tgk. Mukam zahri S.Ag
12. Masjid Baburridha Lam Ilie, Indrapuri
Khatib : Tgk. Zuhri Meureu Lamlueng
Imam : Ust. Ahmad Taqiya
13. Masjid Al Ikhlas Ie Alang, Kuta Cot Glie
Khatib : Ust. Furqan
Imam : Ust. Furqan
14. Masjid Jamik Bukit Baro, Cotgoh
Khatib : Ust. Mahdi Al Hafidz
Imam : Ust. Mahdi Al Hafidz
15. Masjid Al-Mukarramah Lampuyang, Pulo Aceh
Khatib : Tgk. Wahyudi
Imam : Tgk. Yusni
16. Masjid Darul Falah Cot Keu Eung
Khatib : Tgk. Muhammad Nasir, S.Sos.I
Imam : Tgk. Muhammad Nasir, S.Sos.I
17. Masjid Besar Madinatussalam Kec. Lhoong
Khatib : Drs. Tgk. Yusrizal AR
Imam : Tgk. Mustafa Yusuf
18. Masjid Asyafi'iyah Utamong, Kec. Lhoong
Khatib : Tgk. Marwan
Imam : Tgk. Marwan
19. Masjid Al Ikhlas Jantang, Lhong
Khatib : Waled Baharuddin
Imam : Waled Baharuddin
20. Masjid Al Qurban Birek Kec. Lhoong
Khatib : Abon Amir
Imam : Abon Amir
21. Masjid Al Faizin Lampeuneurut, Kec. Darul Imarah
Khatib : Tgk. Ibnu Hajar, ST
Imam : Tgk. Rahmad Sadli, S.Th, MA
22. Masjid Nurul Hikmah Paroy Kec. Lhoong
Khatib : Tgk. Muslida
Imam : Tgk. M. Arifin
23. Masjid Baitul Muttaqin Kemukiman Glee Bruek
Khatib : Tgk. Yusmadi
Imam : Tgk. Ibrahim
24. Masjid Nurul Falah Kemukiman Blangme
Khatib : Tgk. Randal
Imam : Tgk. Jauhari
25. Masjid Baitussadiqin Baet, Cadek
Khatib :Tgk. Ismail
Imam : Tgk. Ismail
26. Masjid Jamik Kemukiman Lamblang, Kec. Kuta Baro
Khatib : Tgk. Rahmat Zamzami
Imam : Tgk. H. Nu'man
27. Masjid Darul Aman Lampuuk Kec. Darussalam
Khatib : Tgk. Mukhtar
Imam : Dr. Tgk. Abdul Hadi, MA
28. Masjid Jamik Baitul Ahad Kemukiman Siem, Kec. Darussalam
Khatib : Tgk. Ahmad Riziani, S.Ag, MHD
Imam : Dr. Tgk. H. Jailani Mahmud
29. Masjid At-Taqwa, Lampupok Raya, Kec. Indrapuri
Khatib : Tgk. Fathussalim
Imam : Tgk. Muhammad Iqbal
30. Masjid Baitussalam Umong Seribe Lhong
Khatib : Tgk. Khairil Anwar
Imam : Tgk. Khairil Anwar
31. Masjid Babul Maghfirah, Tanjung Selamat, Darussalam
Khatib : Tgk. Basra
Imam : Tgk. Basra
32. Masjid Ahlussunnah Waljamaah Lamjuhang Lhong
Khatib : Tgk. Ibrahim
Imam : Tgk. Nurdin
33. Masjid Darutthalibin Krueng Kala
Khatib : Tgk. Tarmilih
Imam : Tgk. Ramli AR
34. Masjid Alithadiyah Kemukiman Lamreung
Khatib : Tgk. Abuya Habibie Wali
Imam : Tgk. Mustafa Syamali
35. Masjid Al Muhajirin Mata Ie, Leu Ue
Khatib : Tgk. Muhammad Fadhillah, Lc, M.Us
Imam : Tgk. Muhammad Fadhillah, Lc, M.Us
36. Masjid Besar Lambaro Angan
Khatib : Dr. Tgk. Syamsul Bahri, MA
Imam : Tgk. Alwi
37. Masjid Baituttaqwa Pasi, Lhong
Khatib : Tgk. Umran
Imam : Tgk. Syubran
38. Masjid Tabarru'ad Sihom, Indrapuri
Khatib : Ust. Mu'azzir S.Kom
Imam : Ust. Mu'azzir
39. Masjid Besar Abu Indrapuri
Khatib : Ust. Mulyadi Dahlan, Lc
Imam : Ust. Shahibul
40. Masjid Agung Al Munawwarah Kota Jantho
Khatib : Tgk. H. Muhibban Hajad
Imam : Tgk. Imran Tiana, SE
41. Masjid Besar Al Jihad Montasik
Khatib : Ust. Sulaiman Hasan, MA
Imam : Ust. Muhammad Edi
42. Masjid Jami' Al Mukarramah Kemukiman Jruek
Khatib : Ust. Afrizal Sofian, S.Pd.I, M.Ag
Imam : Ust. Nabigh Habiburrahmim Al Hadziq
43. Masjid Jamik Baitul Muttaqin Saree, Lembah Seulawah
Khatib : Tgk. Samsul Bahri
Imam : Tgk. Iskandar
44. Masjid Bustanul Jannah Ajuen
Khatib : Tgk. H. Effendi
Imam : Tgk. H. Effendi
45. Masjid Al Fatah Sungai Limpah, Sukamakmur
Khatib : Tgk. Aminuddin
Imam : Ust. Azhari, S.Pd.I
46. Masjid Baitul Makmur Kec. Blang Bintang
Khatib. Tgk. Munzir
Imam. Tgk. H. Abdad
47. Masjid Atthahirah Lamcot Kec. Darul Imarah
Khatib : Tgk. Muhammad Ridwan bin Muhammad Amin
Imam : Tgk. Subbayni Jailani
48. Masjid Babut Taqwa Rabo P. Aceh
Khatib : Ust. Mahyuddin
Imam : Ust. Mahyuddin
49. Masjid Al-Furqan Alue Reuyeung P. Aceh
Khatib : Ust. Wandi Hazar
Imam : Tgk. Abdul Mutalib
50. Masjid Baitul Falaq Pasi Janeng P. Aceh
Khatib : Tgk. Abdul Latif
Imam : Tgk. Mustafa HM
51. Masjid Al-Ikhlas Alue Reuyeung P. Aceh
Khatib : Tgk. Nurmairi
Imam : Tgk. Nurmairi
52. Masjid Nurul Huda Deudap P. Aceh
Khatib : Ustad Jalaluddin Al Hafizh
Imam : Ustad Jalaluddin Al Hafizh
53. Masjid Nurul Islam Lamteng P. Aceh
Khatib : Tgk. Abu Bakar
Imam : Tgk. Zainun
54. Masjid Babul Qabit Meulingge P. Aceh
Khatib : Tgk. Muklis
Imam : Tgk. Basri
55. Masjid Babus Sa'adah Rinon P. Aceh
Khatib : Tgk. M. Yunus
Imam : Tgk. Zahri Abdullah
56. Masjid Baitul Amin Lapeng P. Aceh
Khatib : Tgk. Dahlan
Imam : Tgk. Dahlan
57. Masjid Baitul Kiram Seurapong P. Aceh
Imam : Tgk. Nasrullah
Khatib : Tgk. Wahyudi
58. Masjid Babul 'Ibat Gugop P. Aceh
Khatib : Tgk. Syarbani
Imam : Tgk. Izzi AZ
59. Masjid Baiturrahim Lampisang
Khatib : Tgk. Muhammad Yusuf, MA
Imam : Dr. Yusran Yunus, MA
60. Masjid Nurussalam Suka Tani, Jantho
Khatib : Tgk. M. Yunus
Imam : Tgk. Arif Munandar
61. Masjid Rahmatullah Lampuuk Lhoknga
Khatib : Tgk. Mahlil
Imam : Tgk. Mahlil
62. Masjid Miftahul Jannah Krueng Raya
Khatib : Tgk. Maksum
Iman : Tgk. Zulham Zainuddin
63. Masjid Babul Iman Ketapang
Khatib : Ust. Syamsul Bahri S.Pd.I
Imam : Ust. Muhammad Sayuti Al Hafizh
64. Masjid Baitul Jannah Tungkop
Khatib : Dr. Fauzi Ismail, M.Si
Imam : H. Munzir Yahya, ST
65. Masjid Al-Fatah Garot
Khatib : Drs. Tgk. Armia A. Jalil
Imam : Ust. Mujahiddin Al- Hafidh
66. Masjid Baitul Makmur Sibreh
Khatib : Tgk. Abdab Ahmad
Imam : Tgk. Affandi Ismail
67. Masjid Jamik Al Aziziyah Kayee Lee, Ingin Jaya
Khatib : Tgk. Khairuman
Imam : Tgk. Munir Al Asyi
68. Masjid Nurul Yaqin Durung Kec. Masjid Raya
Khatib : Tgk. Abdul Halim
Imam : Tgk. Junaidi
69. Masjid Al Ishlah Lhoknga
Khatib : Tgk. Mahyiddin
Imam : Tgk. Mually
70. Masjid Al Falah Lamjampok Ingin Jaya
Khatib : Tgk Mukhtar
Imam : Tgk Muhammad Azhari
71. Masjid Baitul Kiram Peukan Biluy Kec. Darul Kamal
Khatib : Tgk. Edi Fitriadi
Imam : Tgk. Firmansyah
72. Masjid Jami' Al-Ichsan Kuta Cot Glie
Khatib : Tgk. Munawar
Imam : Tgk. H. Mahdi Usman
73. Masjid Jami' Lamsayuen Lamsayuen Kec. Ingin Jaya
Khatib : Abi Sudirman Alamy
Imam : Abu 'Athaillah ishaq Al Amiry
74. Masjid Nurul Jadid, Lampeuneuen Kec. Darul Imarah
Khatib : Tgk. Muzirwan, Lc, ME
Imam : Tgk. M. Taufik, S.Th.I
75. Masjid Al-Hidayah Yonzipur 16
Khatib : Ust. Ayyub Rusli
Imam : Ust. Ayyub Rusli
76. Masjid Baburayyan Tgk. Chiek Oemar Diyan
Khatib : Ust. Nazariadi S.Pd
Imam : Ust. Rizaldi
77. Masjid Al Muhajirin Dusun KORPRI Desa Garot Kec. Darul Imarah
Khatib : Ust. Masrul Aidi
Imam : Ust. Aly Syibran Mulisy
78. Masjid Al Ikhlas Lubuk
Khatib : Tgk. Ibnu Sakdan
Imam : Tgk. Amri
79. Masjid Jami' Lamteuba, Kec. Seulimeum
Khatib : Tgk. Fauzi
Imam : Tgk. H. Muslim
80. Masjid Istiqamah Kec. Simpang Tiga
Khatib : Abati Zikri M. Daud
Imam :Tgk. Sabri Alamsyah
81. Masjid Hidayatul Islam Teuku Nyak Arief Lamreung XXVl
Kec. Krueng Barona Jaya
Khatib : Tgk. H. Syukri Daud Pango
Imam : Tgk. Ilyas Ahmad
82. Masjid Nurul Jadid Aneuk Glee Kec. Indrapuri
Khatib : Tgk. Razuni
Imam : Tgk. Razuni
Penayangan daftar nama masjid, khatib, dan imam ini terselenggara atas kerja sama BKM se Aceh Besar yang didukung oleh Remaja Masjid, BKPRMI, DMI, DKMA, dan Peristiwa.co (Sayed/Vandi/Ridha)