Kasus Covid-19 di Aceh Melonjak Tajam, Jubir : Tunda Perjalanan dan Kunjungan ke Zona Merah -->

Header Menu

Kasus Covid-19 di Aceh Melonjak Tajam, Jubir : Tunda Perjalanan dan Kunjungan ke Zona Merah

Sunday, June 21, 2020

Banda Aceh—Kasus Coronavirus Disease 2019 atau Covid-19 melonjak tajam di Aceh. Empat perawat yang bertugas Respiratory Intensive Care Unit (RICU) RSU dr Zainoel Abidin Banda Aceh ikut tertular virus corona.

Kasus baru bertambah 10 orang sehingga akumulasi kasus Covid-19 di Aceh menjadi 49 orang, dan sudah terjadi penularan lokal dari klaster baru di Aceh Besar.


Aceh Bertambah 10 Positif Covid-19, Empat Perawat Tertular Virus Corona


Hal itu disampaikan Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pemerintah Aceh, Saifullah Abdulgani (SAG) kepada awak media, Minggu (21/06/2020). Kasus-kasus baru tersebut hasil tracking (melacak) kontak dekat pasien Covid-19 berinisial Suk (63) yang meninggal dalam perawatan Medis RICU-RSUZA Banda Aceh, pada 17 Juni 2020.

Selanjutnya Jubir Covid-19 Aceh itu memberikan catatan atas temuan kasus baru tersebut. Melihat kronologis kasus-kasus terbaru ini perlu kesadaran kita semua untuk menunda perjalanan dan kunjung-mengunjungi—terutama dari dan ke zona merah pandemi Covid-19. Silaturahmi dapat dilakukan dengan bantuan teknologi informasi, baik dengan orangtua maupun dengan kaum kerabat.

SAG juga menuturkan, penularan lokal sudah terjadi di Aceh, baik penularan lokal di klaster Lhoksukon, Aceh Utara, maupun di klaster baru, Pagar Air, Aceh Besar.

“Masyarakat di dalam dan di lingkungan klaster tersebut tidak perlu panik. Kepanikan kian menambah persoalan. Yang dituntut kewaspadaan dan kepedulian sesama,” tuturnya.

Kita lebih waspada menjaga diri dan keluarga. Menunda saling berkunjung secara fisik. Hal ini diperlukan kesadaran semua pihak demi saling menjaga diri dan melindungi antar sesama.

Pada situasi amat mendesak karena sakit atau kemalangan lainnya, senantiasa memakai masker dan sesering mungkin mencuci tangan dengan sabun selama 20 detik, saran SAG.

Selanjutnya, sambung SAG, apabila ada gejala sakit dan menemui petugas kesehatan di Puskesmas, klinik, maupun di rumah sakit, selalu menyampaikan informasi yang benar sejujur-jujurnya.

Kita tak sadari mungkin sebagai pembawa virus corona sebagai orang tanpa gejala (OTG). Seorang perawat di sebuah Puskesmas di Aceh Tamiang juga terinfeksi virus Corona, mungkin dari salah satu OTG (pasien) yang bertemu dengannya.

Tenaga medis itu terbatas, dan mereka pun harus isolasi mandiri selama 14 hari apabila kemudian terbukti OTG yang dilayaninya positif Covid-19.

Empat perawat yang konfirmasi positif Covid-19 itu harus diisolasi hingga sembuh. Kekosongan tenaga medis di unit-unit pelayanan kesehatan tertentu sangat mungkin terjadi apabila semua harus diisolasi selama 14 hari.

“Bayangkan bila ada kasus emergensi dan tak ada yang melayani. Apalagi jika tertular virus corona, tenaga kesehatan dengan keahlian khusus yang jumlahnya sangat terbatas di Aceh,” kata SAG.