Pesantren Terbesar di NTB Rayakan HUT Ke 84 -->

Header Menu

Pesantren Terbesar di NTB Rayakan HUT Ke 84

Sunday, July 28, 2019


Organisasi terbesar di Nusa Tenggara Barat, Nahdlatul Wathan (NW) yang mengelola pesantren terbesar di Nusa Tenggara Barat kini  merayakan ulang tahun ke 84.

Fakhrurrazi, Lc, MHI selaku Alumni Al-Azhar Mesir asal Provinsi Aceh memaparkan asal mula berdirinya organisasi tersebut.




Nahdlatul Wathan disingkat NW adalah organisasi Kemasyarakatan Islam terbesar di pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Organisasi itu didirikan di Pancor, Kabupaten Lombok Timur oleh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid yang dijuluki Tuan Guru Pancor atau Abul Masajid wal Madaris (Bapaknya Masjid-masjid dan Madrasah-madrasah) didirikan pada hari Ahad tanggal 1 Maret 1953 bertepatan dengan 15 Jumadil Akhir 1372 Hijriyah di Pancor Lombok Timur Nusa Tenggara Barat.

Organisasi ini bergerak dalam bidang Pendidikan, sosial dan dakwah Islamiyah kemudian mengelola sejumlah Lembaga Pendidikan dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi.

Adapun yang melatar belakangi berdirinya organisasi ini adalah karena melihat pertumbuhan dan perkembangan cabang-cabang Madrasah NWDI dan NBDI yang begitu pesat, di samping perkembangan aktivitas sosial lainnya, seperti majlis dakwah dan majlis ta’lim dan lainnya. Untuk itu diperlukan suatu wadah atau organisasi yang mewadahi dan mengorganisir segala macam bentuk kebutuhan dan keperluan pengelolaan lembaga-lembaga tersebut secara profesional.

Organisasi Nahdlatul Wathan menganut paham aqidah Islam Ahlu al-Sunnah wa al-Jama’ah ‘ala Madzahib al-Iman al-Syafi’i dan berasaskan Pancasila sesuai dengan Undang-Undang Nomor 8 tahun 1985.

Sejak awal berdirinya, organisasi berasaskan Islam dan kekeluargaan. Asasnya berlaku hingga Muktamar ke-3, dan kemudian diganti dengan Ahlu al-Sunnah wa al-Jama’ah ‘ala Madzahib al-Iman al-Syafi’i. 

Perubahan ini terjadi mengingat khittah perjuangan kedua madrasah induk, NWDI dan NBDI.
Nahdlatul Wathan di Lombok merupakan perwujudan dari sejarah penyebaran perkembangan Islam di Nusantara. Martin van Bruinessen dalam Kitab Kuning Pesantren dan Tarekat menyebut bahwa salah satu media penyebaran Islam di Nusantara melalui ajaran tasawuf. 

Nahdlatul Wathan kemudian dikenal sebagai lembaga yang menanamkan nilai-nilai cinta tanah air kepada santri-santrinya, mengajarkan pentingnya berdiri sebagai bangsa yang mandiri dan bebas dari tindasan pemerintahan kolonial Hindia Belanda. 
P
perkembangannya, kemudian muncul gerakan Al-Mujahiddin yang dikomando langsung oleh TGKH. Abdul Majid.

"Setiap orang akan menjadi cerita bagi generasi setelahnya, maka jadikanlah dirimu cerita yang baik bagi orang-orang yang memahami sejarah,” pesan Tuan Guru Kiai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid.

Sekarang kepemimpinan Nahdhatul Wathan berada di tangan TGB DR. H. M. Zainul Majdi (Gubernur NTB 2008-2018) yang terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Nahdlatul Wathan Pancor periode 2016-2021. 

Beliau tetap konsisten menjalankan roda kepemimpinan NW sebagaimana yang telah dijalankan atau diamanahkan oleh kakek beliau selaku pendiri NW.

Demikian pandangan yang disampaikan oleh Fakhrurrazi, Lc, MHI selaku Alumni Al-Azhar Mesir asal Aceh, saat diwawancarai HULTAH Nahdlatul Wathan ke-84.  Dengan Harapan Nahdlatul Wathan dapat Terus menjadi pemersatu bangsa dan penerang umat.