Dalam kesempatan itu, Farid mengajak sekaligus memotivasi para santri tahfidz agar senantiasa bersungguh-sungguh dan fokus mempelajari Alqur'an di bulan Ramadan.
Ia mengatakan, seorang muslim yang mempelajari Alqur'an apalagi menghafalnya akan mendapatkan kemuliaan dari Allah SWT, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Kitabullah itu juga diturunkan pada bulan yang sangat mulia, yakni bulan Ramadan, karenanya semua yang berhubungan dengan Alqur'an menjadi mulia, bahkan Malaikat Jibril menjadi mulia karena mendapatkan tugas menurunkan Alqur'an secara mutawattir kepada manusia paling mulia yakni Nabi Muhammad SAW, dan bagi yang membacanya bernilai ibadah.
"Bayangkan saja kertas putih yang dituliskan kalamullah itu juga menjadi mulia dan dijaga, apalagi Al-qur'an yang adik-adik hafal, maka insya allah, adik-adik semua juga akan dimuliakan oleh Allah SWT sekaligus mendapatkan kesuksesan dunia dan akhirat," katanya.
Ketua DPD PKS Banda Aceh ini juga menyebutkan, kedudukan para penghafal Alqur'an berbeda dengan orang yang tidak mempelajari dan menghafalkannya. Pertama, menghafal Alqur'an berarti menjaga otentisitas Alqur'an yang hukumnya fardhu kifayah, sehingga orang yang menghafalnya dengan hati bersih dan ikhlas mendapatkan kedudukan yang sangat mulia di dunia dan diakhirat, karena mereka merupakan makhluk pilihan Allah. Kedua, menghafal Alqur'an membentuk akhlak mulia baik bagi pribadi sang hafidz maupun menjadi contoh bagi masyarakat luas. Ketiga, menghafal Alqur'an dapat meningkatkan kecerdasan.
Farid juga menuturkan, saat ini di Gaza Palestina sedang berkecamuk perang, anak-anak Gaza masih saja bersemangat belajar dan menghafal Alqur'an, mereka tidak pernah merasa takut dan putus asa. Di negara aman dan damai seperti Indonesia, khususnya Aceh sudah seharusnya generasi sejak dini bisa menghafal Alqur'an agar kelak saat mereka dewasa terbentuk karakter muslim yang sangat mulia dan tangguh memimpin negeri ini.
Kemudian Farid juga mengajak para orang tua, agar terus memotivasi dan mengawal anak-anaknya belajar Alqur'an, terlebih di era perkembangan teknologi canggih ini.
"Jangan pernah lelah mengawal generasi ini belajar Al-qur'an karena mereka yang hafal Alqur'an akan menaruh mahkota di kepala orang tuanya di hari akhirat kelak, " ujarnya.
Sementara itu Direktur PTQ Baitusshalihin, Rizki Maulizar mengatakan, program Daurah tersebut berlangsung selama 20 hari dalam bulan Ramadan. Para peserta yang mengikuti sebanyak 130 orang baik laki-laki maupun perempuan. Ia juga mengajak para santri untuk mengisi bulan Ramadan dengan amal shalih seperti belajar dan menghafal Alqur'an.
"Allah SWT memuliakan Ramadan, karena diturunkannya Alqur'an, maka bulan ini tidak boleh dijadikan alasan untuk bermalas-malasan mengaji dan mengikuti daurah," katanya.
Disamping menghafal Alqur'an, Kata Rizki momentum daurah juga sebagai ishlahul akhlaq yakni kesempatan memperbaiki akhlak. Selain belajar para santri juga diajak untuk mentadabburinya, dimana banyak kisah-kisah atau teladan para rasul dan anbiya dan orang-orang mulia lainnya yang diceritakan dalam Alqur'an.
"Mudah-mudahan Alqur'an ini menjadi ilmu dan pedoman sekaligus diamalkan," pungkasnya.
Turut hadir kegiatan tersebut, Perwakilan Yayasan Tahfidz Qur'an Baitusshalihin, Alfi Syahrin, Komite Pesantren Tahfidz Qur'an, Muzakkir, para ustadz-ustadzah dan para orang tua santri.